Latar Belakang Dunia maya adalah dunia yang tak mengenal batas, dunia yang bisa menjebak seseorang menjadi orang tak sadar. Mungkin ini adalah salah satu akibat dari majunya zaman yang semakin tak bisa dihindari. Salah satu yang bisa kita nikmati dalam dunia online adalah situs jejaring sosial, yaitu tempat berkumpul dan berinteraksinya antara satu individu dengan individu yang lain dalam sebuah komunitas. Komunitas itu memberikan banyak tawaran pada anggotanya untuk menjalin berbagai hubungan antara yang satu dengan yang lain, antara A dengan B. Semakin banyak situs jejaring sosial yang yang ada di bumi ini, semua menawarkan sesuatu yang menarik. Mungkin ada kesamaan tapi juga ada perbedaan antara situs jejaring sosial yang satu denagn yang lain, misalnya Plurk dengan twitter,atau Facebook dengan Friendster. Namun dibalik semua itu, situs jejaring social dapat dianggap seperti pedang “bermata dua”. Ini disebabkan pengaruh negative yang muncul akibat pemakaian situs jejaring sosial yang dipakai secara berlebihan.Masalah itulah yang mendorong kami untuk menyusun karya ilmiah ini.
Pengertian Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna
Sejarah Jejaring Sosial Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya, friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, YouTube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).
Pengaruh jejaring sosial terhadap perkembangan dan pertumbuhan remaja Orang yang menghabiskan waktu lama untuk berselancar di dunia maya memiliki kecenderungan depresi. Namun, belum bisa dipastikan apakah internet memicu orang depresi atau justru karena depresi orang menjadi keranjingan internet. Diungkapkan oleh ahli psikologi dari Leeds University, orang-orang yang kecanduan internet menggantikan kehidupan sosialnya dengan pergaulan diruang chatting dan situs jejaring sosial.“Riset yang kami lakukan menguatkan spekulasi yang selama ini berkembang bahwa situs internet menggantikan pergaulan sosial di kehidupan nyata. Hal ini berhubungan dengan penyimpangan psikologis seperti depresi dan kecanduan,”ungkap Catriona Morrison, seorang peneliti di Inggris.“Kecanduan internet dapat berdampak serius bagi kesehatan mental,” tambah Morrison.Kesimpulan ini diperoleh dari riset yang dilakukan terhadap 1.319 orang diInggris yang berusia 16-51 tahun. Dari responden yang diteliti, mereka yang mengalami kecanduan internet memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada responden yang mengakses internet secara normal. “Penggunaan internet secara berlebihan berhubungan dengan depresi, tapi kami belum tahu yang mana penyebabnya, apakah internet menjadi pelarian bagi orang depresi atau justru internet menyebabkan depresi,” tandas Morrison.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari- harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu
penyebab utama kejadian bunuh diri.Penyebab suatu kondisi depresi meliputi: Faktor organo biologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter diotak terutama serotonin Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup,kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR)(American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari,hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain). Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan). Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat). Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari.
Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain). Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri. Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yangcukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalamkehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang.Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien,namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapiatau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritualjuga sangat membantudalam penyembuhan.C. AKIBAT TIDUR LARUT MALAM Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkandunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia37 tahun yang selama inisangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsihati(GOT,GPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahuipositif menderita kanker hati sepanjang 10 cm! Selama ini hampir semuaorang sangat bergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (LiverFunction Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasilindex yang normal berartisemua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyatajuga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, paradokter yang Seharusnya memberikan pengetahuan yang benar padamasyarakat umum,ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
dari banyaknya antusiasme masyarakat terhadap perkembangan sosial media, maka banyak dampak yang dihasilkan oleh sosial media tersebut. sosial media memiliki dampak positif yaitu banyak masyarakat yang menggunakan sosial media untuk sarana bertukar informasi,pendidikan, pengetahuan, dan untuk berdiskusi dalam sebuah komunitas.media sosial juga dapat mempererat tali silaturahmi dimana seseorang dapat tetap saling berkomunikasi walaupun jarak jauh. media sosial juga dapat digunakan untuk mencari kerabat yang hilang.
tidak hanya dampak positif saja,tetapi media sosial juga memilik dampak negatif, seperti banyak masyarakat yang kecanduan terhadap media sosial tanpa mengenal waktu hingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial diantara masyarakat pun menjadi berkurang. banyak masyarakat yang lebuh suka menggunakan sosial media dibanding denfan bertemu langsung. dan yang lebih parah lagi mereka lebih susah berkomunikasi langsung dengan orang lain. masyarakat sekarang ini semakinbanyak menggunakan media sosialhanya untuk kepentingan pribadinya saja ,
Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan isi hati seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media sosial cukup baik. Penelitian tersebut setelah melalui hasil studi – sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap, isu dan tren yang terjadi di dunia – yang meliputi dari kalangan remaja dan orang dewasa.
Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik dengan Panaboard menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya.
Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan di kalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan media sosial adalah sebesar 22% berbanding 15% di kalangan dewasa.